menu bar

Jumat, 17 April 2015

PERBEDAAN SUDUT PANDANG EKONOMI ISLAM





Sejauh ini kita telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang diamental antara paradigma yang mendasari ekonomi konvensional dengan paradigma yang mendasari ekonomi islam. keduanya tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa disatukan, karena masing-masingnya didasarkan atas pandangan dunia (weltanschauung) yang berbeda. Ekonomi konvensional hanya memandang ilmu sebagai suatu yang sekuler (berorientasi hanya pada kehidupan duniawi), dan tidak memasukkan Tuhan serta tanggung jawab manusia kepada Tuhan di akhirat dalam bangun pemikirannya. Oleh  karena itu, ilmu ekonomi konvensional menjadi bebas nilai (posivistik). Sementara itu, ekonomi islam justru dibangun atas prinsip relijius (berorientasi pada kehidupan dunia dan akhirat).

Dalam tatanan paradigma seperti ini, ekonom muslim tidak menghadapi masalah perbedaan pendapat yang berarti. Sampai saat ini, pemikiran ekonom muslim kontemporer dapat kita klasifikasikan menjadi tiga mazhab, yakni :
 
Madzab Baqir as-Sadr
Mazhab ini dipelopori oleh Baqir as-Sadr dengan bukunya yang fenomental : Iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu ekonomi tidak pernah akan sejalan dengan Islam. ekonomi tetap ekonomi, dan Islam tetaplah Islam. keduanya tidak akan pernah bisa dipersatukan karena keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif.

Mazhab ini juga berdapat bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya distribusi yang tidak merata dan adil sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan ekploitasi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Masalah ekonomi muncul bukan karena sumber daya yang terbatas, tetapi karena keserakahan manusia yang tidak terbatas.
Tokoh-tokoh mazhab ini selain Muhammad Baqir as-Sadr adalah Abbas Mirakhor, Baqir al-Hasani, Kadim as-Sadr, Iraj Toutounchian, Hedayati, dll

Mazhab Mainstream
Mazhab Mainstream berpendapat berbeda dengan mazhab Baqir. Mazhab kedua ini justru setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas.

Sedangkan mengenai perbedaan ekonomi islam dan ekonomi konvensional mazhab ini berpendapat, perbedaannya terletak dalam cara menyelesaikan masalah. Ketika keinginan tidak terbatas memaksa manusia untuk melakukan pilihan/skala prioritas, dari yang paling penting sampai paling tidak penting. Dalam ekonomi konvensional, pilihan dan skala prioritas dilakukan berdasarkan selera pribadi masing-masing. Tetapi dalam ekonomi islami, keputusan pemilihan ini tidak dapat dilakukan. Perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupannya termasuk ekonomi selalu dipandu oleh Allah lewat Al-Qur’an dan Sunnah.
Tokoh-tokoh mazhab ini diantaranya M. Umer Chapra, M.A. Manna, M. Nejatullah Siddiqi, dll

Mazhab Alternatif Kritis
Pelopor mazhab ini adalah Timur Kuran, Jomo, Muhammad Arif, dll. Mazhab ini mengkritisi kedua mazhab sebelumnya. Mazhab Baqir dikritik sebagai mazhab yang berusaha untuk menemukan sesuatu yang baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara itu, mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi nonklasik dengan menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat serta niat.

Mazhab ini adalah mazhab kritis. Mereka berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap sosialisme dan kapitalisme, tetapi juga terhadap ekonomi islam itu sendiri. Mereka yakin bahwa islam itu benar tapi ekonomi islami belum tentu benar karena ekonomi islami adalah hasil tafsiran manusia atas Al-Qur’an dan Sunnah, sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar